STUDI KATA: αλλως (allōs) DAN ἕτερος (heteros)
Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain (αλλων παρακλητον, baca: allōn paraklēton), supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya — Yoh 14:16
Dalam bahasa Yunani ada dua macam kata yang digunakan untuk menyatakan “yang lain”, yaitu [1] αλλως (baca: allōs) dan [2] ἕτερος (baca: heteros). Dua kata tersebut memiliki perbedaan signifikan:1
- Kata αλλως (baca: allos) berarti “yang lain” namun sejenis/ sehakikat. Contoh: jeruk, mangga, pisang, jambu. Mangga adalah yang lain dari jeruk, jambu adalah yang lain dari pisang. Walaupun yang lain, mereka semua/ benda-benda itu sejenis/ sehakikat oleh karena termasuk dalam kelompok buah-buahan. Inilah yang dimaksud dengan kata αλλως.
- Kata ἕτερος (baca: heteros) juga berarti “yang lain”, namun berbeda jenis/ beda hakikat. Contoh: jeruk, komputer, obeng, sisir. Jeruk adalah yang lain dari komputer; obeng adalah yang lain dari sisir. Namun “yang lain” dalam konteks ini adalah untuk barang yang beda jenis, beda hakikat, beda derajat. Sebenarnya kita sudah mengenal kata heteros atau hetero dalam kehidupan kita sehari-hari, Contoh: [1] heteroseksual, yang berarti berbeda jenis kelamin (sebagai lawankata dari homoseksual); [2] hutan heterogen, yaitu hutan yang di dalamnya terdapat jenis tumbuhan yang berbeda (sebagai lawan kata dari homogen).
Kata “yang lain” pada frasa “seorang Penolong yang lain” pada Yoh 14:16 memakai kata αλλων dari kata αλλως, dan bukan ἕτερος.
Ini berarti bahwa “seorang Penolong yang lain” yang sedang dimaksudkan oleh si pembicaranya, yaitu Yesus, adalah seorang penolong yang mempunyai hakikat/ derajat yang sama dengan Yesus itu sendiri, Sang Firman itu. Hakikat/ derajat apa? Hakikat/ derajat Ilahi!
Siapa yang dimaksud dengan “seorang Penolong yang lain?”
Jawabnya ada pada ayat selanjutnya, yaitu ay. 17. Seorang Penolong yang lain yang dimaksud yaitu ROH KEBENARAN (τὸ πνεῦμα τῆς ὰληθειας, baca: to pneuma tes aletheias), yang selanjutkan kita kenal dengan Roh Kudus.
Dari studi kata ini kita menjadi mengerti bahwa Roh Kudus memiliki hakikat atau derajat yang sama dengan Firman dan juga Bapa. Ini merupakan ajaran pokok Kristen yang telah menjadi pengakuan iman para bapa-bapa gereja, seperti yang dicatat pada Katekismus Gereja Katolik:
KGK 685 Percaya akan Roh Kudus berarti mengakui bahwa Roh Kudus adalah satu Pribadi dalam Tritunggal Maha Kudus, sehakikat dengan Bapa dan Putera, dan bahwa Ia “bersama dengan Bapa dan Putera disembah dan dimuliakan” (Syahadat Nisea-Konstantinopel).
Tuhan hadir dan bekerja dalam kehidupan kita saat ini, melalui Roh Kudusnya. Dia telah berkata dan telah menepati janji-Nya:
“Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu.” Yoh 14:18.
Dia telah datang! Dia telah kembali! Bumi penuh dengan kemulian-Nya!